Pengertian Berita – Secara umum, berita merupakan laporan
mengenai peristiwa yang ada di masyarakat dan sekitarnya yang disampaikan
melalui media massa. Ermanto (2005: 78) dalam bukunya mengatakan bahwa sebagai
mahluk sosial, manusia akan selalu membutuhkan media atau informasi untuk
menambah wawasannya dan mendewasakan alam berpikirnya.
M. Atar Seni (1995: 11) menyatakan bahwa berita adalah
cerita atau laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang faktual yang baru dan
luar biasa sifatnya. Sementara J.B. Wahyudi (Djuroto, 2004:47) memberikan
definisi tentang berita yakni sebagai laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai yang
penting dan menarik bagi sebagian khalayak, bersifat baru dan dipublikasikan
secara luas melalui media massa. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi
berita, bila tidak dipublikasikan media massa secara periodik.
Selanjutnya Dja’far H Assegaf (1991: 24) mengemukakan
pengertian berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang terkini, yang
dipilih staf redaksi suatu harian untuk dis iarkan, yang dapat menarik
perhatian pembaca. Definisi lainnya dikemukakan oleh Sumadiria (Sumadiria,
2005:65) yakni, berita adalah suatu laporan tercepat mengenai fakta atau ide
terbaru yang benar, menarik, dan penting bagi sebagian besar khalayak,melalui
media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet.
Charles A. Dana pada tahun 1982. Ia mengatakan bukanlah
sebuah berita jika seekor anjing menggigit orang, tetapi jika orang menggigit anjing,
barulah dapat dikatakan berita (Assegaf, 1991:22). Batasan Charles ini
sesungguhnya tidak benar. Jika yang digigit seekor anjing adalah seseorang yang
sangat terkenal seperti Gubernur atau artis maka itu tetap akan menjadi sebuah
berita yang besar. Namun jika peristiwa tersebut tidak akan menjadi berita bila
tidak dipublikasikan melalui media massa. Karena suatu peristiwa seperti
tabrakan, pesawat jatuh ataupun kejadian lainnya baru dapat dikatakan berita
manakala dilaporkan dan ditulis di media massa.
Menurut Dja’far berita haruslah memuat sesuatu yang menarik
perhatian pembaca. Karena tujuan dari pembuatan berita dimedia massa adalah
agar didengar, ditonton ataupun dibaca oleh masyarakat. Unsur yang dapat
menarik pembaca inilah yang disebut sebagai nilai dalam suatu berita. Berdasarkan penjelasan Dja’far tersebut, maka
tidak semua peristiwa atau kejadian dapat dikatakan sebagai sebuah berita.
Berita harus memiliki nilai seperti sesuatu yang dianggap penting oleh
khalayak, memiliki daya tarik, dan sebagainya. Erianto (2002: 106-107) menjelaskan
nilai berita sangat menentukan bukan hanya peristiwa apa saja yang diberitakan,
melainkan bagaimana peristiwa itu dikemas
dan disajikan. Ini merupakan prosedur awal dari bagaimana peristiwa dikontruksi.
Ukuran-ukuran yang dipakai untuk memilih sebuah realitas peristiwa oleh
wartawan adalah ukuran profesional yang dinamakan sebagai nilai berita.
Unsur-Unsur Layak Berita
Sebelum kita membahas unsur-unsur yang membuat suatu berita
layak untuk dimuat, ada baiknya kita menyimak terlebih dahulu isi pasal 5 kode
etik jurnalsitik wartawan Indonesia “wartawan Indonesia menyajikan berita
secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan
fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar
disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya” (Budayana, 2012:47)
Dari ketentuan yang menjadi kode etik jurnalistik itu menjadi
jelas pada kita bahwa berita pertama-tama harus cermat dan tepat atau dalam
bahasa jurnalistik harus akurat, selain cermat dan tepat, berita juga harus
lengkap (complete), adil (fair) dan berimbang (balanced). Kemudian berita pun
harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis disebut
objektif. Dan yang merupakan syarat praktis tentang penulisan berita, tentu saja
berita itu harus ringkas (concise), jelas (clear), dan hangat (current).
Unsur-unsur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Berita harus
akurat
Wartawan harus
memiliki kehati-hatian yang sangat tinggi dalam melakukan pekerjaannya
mengingat dampak yang luas yang ditimbulkan oleh berita yang dibuatnya. Kehati-hatian
dimulai dari kecermatannya terhadap ejaan nama, angka, tanggal dan usia serta
disiplin diri untuk senantiasa melakukan periksa ulang atas keterangan dan
fakta yang ditemuinya. Tidak hanya itu, akurasi juga berarti benar dalam memberikan
kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian
detail-detail fakta dan oleh tekanan yang diberikan pada fakta-faktanya.
2. Berita harus
lengkap, adil dan berimbang
Keakuratan suatu fakta tidak selalu menjamin keakuratan
arti. Fakta-fakta yang akurat yang dipilih atau disusun secara longer atau
tidak adil sama menyesatkannya dengan kesalahan yang sama sekali palsu dengan
terlalu banyak atau terlalu sedikit memberikan tekanan, dengan menyisipkan
fakta -fakta yang tidak relevan atau dengan menghilangkan fakta -fakta yang
seharusnya ada di sana, pembaca mungkin mendapat kesan yang palsu bagi seorang wartawan,
untuk menyusun sebuah laporan atau
tulisan yang adil dan berimbang tidaklah sesulit mem elihara objektivitas. Yang
dimaksudkan dengan sikap adil dan berimbang adalah bahwa seseorang wartawan
harus melaporkan apa sesungguhnya yang terjadi. Misalnya manakala seseorang
politisi memperoleh tepuk tangan yang hangat dari hadirin ketika menyampaikan pidatonya,
peristiwa itu haruslah ditulis apa adanya. Tetapi, ketika sebagian hadirin
walked out sebelum pidato berakhir, itu juga harus ditulis apa adanya. Jadi,
ada dua situasi yang berbeda, keduanya harus termuat dalam berita yang
ditulis.
3. Berita harus
objektif
Selain harus memiliki ketepatan (akurasi) dan kecepatan
dalam bekerja, seorang wartawan dituntut untuk bersifat objektif dalam menulis.
Dengan sikap objektifnya, berita yang ia buatpun akan objektif, artinya berita
yang dibuat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, bebas dari prasangka
.
4. Berita harus ringkas
dan jelas
Mitchel V. Charnley berpendapat, bahwa pelaporan berita dibuat
dan ada untuk melayani. Untuk melayani sebaik-baiknya, wartawan harus mengembangkan
ketentuan-ketentuan yang disepakati tentang dan bentuk membuat berita. Berita
yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat. Ini artinya suatu tulisan
yang ringkas, jelas, sederhana. Tulisan berita harus tidak banyak menggunakan kata
-kata, harus langsung, dan padu.
5. Gaya jurnalistik
yang bagus
Seperti juga gaya tulisan-tulisan
lainnya, tidak mudah diwujudkan atau dipertahankan. Seorang wartawan yang
menggunakan kata-kata klise dan bukannya kata-kata yang segar dan jelas,
tidak akan mendapat pujian. Juga si wartawan malas yang berkata ”biar saja
redaktur nanti yang memperbaiki berita saya”, sama tidak akan mendapatkan kemajuan.
6. Berita harus
hangat
Berita adalah padanan kata news dalam bahasa inggris kata
news itu sendiri menunjukkan adanya unsur waktu/apa yang new, apa yang baru
yaitu lawan dari lama. Berita memang selalu baru, selalu hangat. Penekanan pada
konteks waktu dalam berita kini dianggap sebagai hal biasa.
Konsumen berita tidak pernah mempertanyakan hal itu. Dunia bergerak
dengan cepat, dan penghuninya tahu belaka bahwa mereka harus berlari, bukan
berjalan, untuk mengikuti kecepatan geraknya. Peristiwa -peristiwa bersifat
tidak kekal, dan apa yang nampak benar hari ini belum tentu benar esok hari.
Karena konsumen berita mengiginkan informasi segar, informasi hangat, kebanyakan
berita berisi laporan peristiwa -peritiwa “hari ini”(dalam harian sore), atau
paling lama, “tadi malam” atau ”kemarin” (dalam harian pagi). Media berita
sangat spesifik tentang faktor-faktor waktu ini untuk menunjukkan bahwa berita-berita
mereka bukan hanya “ hangat” tetapi juga paling sedikitnya yang terakhir.
Sifat -sifat istimewa berita ini sudah terbentuk sedemikian kuatnya
sehingga si fat- sifat ini bukan saja menentukan bentuk-bentuk khas praktik
pemberitaan tetapi juga berlaku sebagai pedoman dalam menyajikan dan menilai
layak tidaknya suatu berita untuk dimuat. Ini semua membangun prinsif- prinsif
kerja yang mengkondisikan pendekatan profesional terhadap berita dan membimbing
wartawan dalam pekerjaannya sehari-hari.
Berita memang tidak dapat terlepas dari unsur pelaporan suatu
peristiwa tertentu. akan tetapi, tidak semua kejadian atau peristiwa dapat
dilaporkan kepada khalayak sebagai berita. Pekerjaan seorang guru mengajar di
sekolah dan percekcokan antar pedagang dan pembeli di pasar tidak perlu
dilaporkan kepada khalayak. Mengapa demikian? Karena selain merupakan peristiwa
umum, kedua peristiwa tersebut tidak memiliki nilai berita. Agar berita dapat bermanfaat bagi kepentingan
banyak orang, berita harus memiliki nilai berita. Nilai-nilai berita yang dimaksud
antara lain sebagai berikut:
1.
Keluarbiasaan
Dalam pandangan jurnalistik, berita adalah sesuatu yang luar
biasa. Dengan demikian, sesuatu yang tidak luar biasa tidak dapat disebut
berita. Sebagai contoh, berita tentang pohon pisang yang berupa pisang tidak
dapat dijadikan berita. Sebaliknya, jika pohon pisang berubah durian baru dapat
dijadikan berita.
2. Kebaruan (Aktual)
Suatu peristiwa disebut sebagai berita jika merupakan peristiwa
yang baru terjadi. Keaktualan berita erat kaitannya dengan waktu. Semakin
aktual berita yang disajikan, semakin tinggi nilai berita tersebut. Menurut
teori jurnalistik terdapat tiga kategori keaktualan berita, yaitu sebagai
berikut:
- Aktual Kalender; yang dimaksud sangat berkaitan dengan waktu
yang terdapat pada kalender. Umumnya peristiwa yang terjadi berhubungan dengan
peringatan hari-hari besar nasional maupun agama. Sebagai contoh, peringatan kemerdekaan
republik Indonesia pada 17 Agustus, peringatan hari pahlawan 10
November, dan perayaan hari Raya.
- Aktual Waktu; berkaitan erat dengan waktu terjadinya peristiwa
yang bersangkutan. Semakin terkini waktu kejadian berita, semakin tinggi nilai
berita tersebut. Sebagaicontoh, ketika peristiwa gempa baru saja terjadi
disuatu tempat, dalam hitungan menit
berbagai berita mengenai peristiwa tersebut telah dilaporkan.
- Aktual Masalah; suatu masalah atau kasus akan tetap layak diberitakan selama
masalah tersebut belum terselesaikan. Sebagai contoh, berita tentang kasus
pembunuhan dan korupsi. Meskipun peristiwanya telah berlalu, tetapi selama
pelaku belum tertangkap atau kasusnya belum tuntas, berita tersebut tetap layak
diperbincangkan.
3. Kedekatan
Kedekatan berita terbagi menjadi dua macam, yaitu kedekatan
geografis dan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis, yaitu kedekatan yang
merujuk pada letak geografis atau tempat kejadian peristiwa itu terjadi.
Semakin dekat peristiwa itu dengan khalayak. Semakin menarik berita tersebut untuk
dibaca. Contohnya, berita tentang ambruknya jembatan Kutai Kartanegara (KuKar)
di Kalimantan Timur dan sekitarnya.
Begitu juga orang-orang yang pernah tinggal atau singgah di Kalimantan Timur, tentu mereka memiliki ketertarikan
yang lebih besar dibandingkan orang lain.
Kedekatan psikologis, yaitu berkaitan dengan kedekatan kebutuhan,
pikiran, perasaan, dan kewajiban seseorang dengan objek atau peristiwa yang
diberitakan. Contohnya, berita tentang pengeboman Masjid di Palestina. Berita
tersebut dapat menarik perhatian penganut agama
Islam di berbagai Negara.
4. Menimbulkan
ketertarikan manusiawi (Human Interest)
Banyak peristiwa yang dapat membangkitkan emosi siapapun
yang mendengar atau menyaksikannya. Informasi -informasi yang dapat membuat
khalayak menangis, terharu, marah, dan tertawa perlu diberitakan. Dalam dunia
jurnalistikkisah-kisah human interest dikelompokkan dalam berita ringan. Contohnya,
berita tentang orang tua dan anak yang bertemu lagi setelah berpisah akibat
bencana alam, atau berita tentang kelahiran anak harimau yang spesiesnya hampir
punah.
5. Berhubungan
dengan orang penting.
Berita tidak hanya menyiarkan kejadian yang berhubungan
dengan peristiwa alam dan sekitar. Akan tetapi, sering kali berbagai informasi
yang berkaitan dengan orang-orang penting dapat dijadikan berita. Contohnya,
berita mengenai kehidupan para pejabat,
artis, dan public figure lainnya.
6. Menimbulkan
dampak bagi masyarakat
Sebuah peristiwa disebut sebagai berita apabila peristiwa tesebut
mempunyai dampak yang signifikan bagi kepentingan orang banyak. Misalnya,
berita tentang kenaikan BBM yang berdampak pada naiknya ongkos angkutan umum.
Semakin besar dampak yang ditimbulkannya, semakin besar nilai berita yang
dikandungnya.
7. Informatif
Dalam kehidupan bermasyarakat, informasi menjadi kebutuhan
pokok. Oleh sebab itu, media berusaha mengumpulkan, mengolah, dan menyebarkan
berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Demikian pengertian berita dan aspek-aspek kelayakannya
serta sejumlah unsur yang dapat membuat suatu berita memiliki nilai. Selain
itu, secara umum ketertarikan khalayak terhadap suatu berita ditentukan oleh
isi berita, pelaku kejadian, sebab kejadian, kronologi kejadian, dan dampak
kejadian bagi orang banyak.