Teknik Komunikasi Terapeutik dalam Keperawatan


Teknik Komunikasi Terapeutik - Berdasarkan referensi dari dari Shives (1994), Stuart dan Sundeen (1998), berikut akan dipaparkan mengenai teknik-teknik komunikasi terapeutik dalam keperawatan yaitu:


1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Perawat berusaha mendengarkan klien dan menyampaikan pesan verbal dan non-verbal, untuk menunjukkan bahwa perawat perhatian akan kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan non-verbal yang sedang dikomunikasikan.

2. Menunjukkan penerimaan

Menerima disini bukan berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju. Perawat tidak harus selalu menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindari ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan tidak setuju, seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala seakan tidak percaya.

3. Menanyakan pertanyaan berkaitan

Tujuan perawat bertanya adalah untuk mendapat informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika pertanyaan dikaitkan dengan topik yang sedang dibicarakan dan dengan menggunakan kata-kata dalam konteks budaya klien. Hal yang harus diperhatikan, pertanyaan diajukan secara berurutan.

4. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri

Teknik komunikasi terapeutik yang keempat ini dapat dijelaskan bahwa dengan mengulang kembali ucapan klien, perawat memberikan umpan balik, sehingga klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.

5. Klarifikasi

Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat dapat menghentikan percakapan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan persepsi. Agar pesan dapat sampai dengan benar, perawat perlu memberikan contoh yang konkrit dan mudah dimengerti klien.

6. Memfokuskan

Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi pembicaraan, sehingga lebih spesifik dan dimengerti. Perawat tidak seharusnya menghentikan pembicaraan ketika klien menyampaikan masalahnya, kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi baru.

7. Menyampaikan hasil observasi

Menyampaikan apa yang telah diamati perawat dari pesan verbal dan non-verbal klien, dapat dijadikan sebagai umpan balik terhadap apa yang telahdikemukakan oleh klien. Hal ini sering membuat klien dapat berkomunikasi dengan jelas, tanpa harus bertambah dengan memfokuskan dan mengklarifikasi pesan yang telah disampaikan.

8. Menawarkan informasi

Tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih mendalam bagi klien terhadap keadaanya. Memberikan tambahan informasi berarti memberikan pendidikan kesehatan bagi klien. Selain itu, akan menambah rasa percaya klien terhadap perawat. Perawat tidak boleh memberikan nasehat kepada klien ketika menawarkan informasi, tetapi memfasilitasi klien untuk mengambil keputusan terkait keadaanya.

9. Diam

Diam memberikan perawat dan klien waktu untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan metoda diam memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu, jika tidak maka akan menimbulkan perasaan kurang nyaman. Diam memungkinkan klien untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri, mengorganisir pikirannya, dan memproses informasi. Diam terutama berguna bagi klien ketika harus mengambil keputusan.

10. Meringkas

Meringkas adalah pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Meringkas pembicaraan dapat membantu perawat dalam mengulang aspek penting dalam interaksinya, sehingga dapat melanjutkan pembcaran dengan topik yang berkaitan.

11. Memberikan penghargaan

Penghargaan yang diberikan jangan sampai membuat klien terbebani, dalam artian klien kemudian akan berusaha keras untuk mendapatkan penghargaan tersebut dan melakukan segala cara dalammendapatkannya.

12. Menawarkan diri

Teknik ini harus dilakukan tanpa pamrih, karena mungkin klien belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu membuat dirinya dimengerti.

13. Memberi kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan

Biarkan klien merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya, perawat dapat menstimulasinya untuk mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia diharapkan untuk membuka pembicaraan.

14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Teknik ini bertujuan untuk mengarahkan hampir selalu pembicaraan, yang mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang dibicarakan dan tertarik untuk melanjutkan pembicaraan. Perawat harus berusaha untuk menafsirkan daripada mengarahkan diskusi/ pembicaraan.

15. Menempatkan kejadian secara teratur

Akan membantu perawat-klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif Kelanjutan dari suatu kejadian akan membantu perawat-klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif. Kelanjutan dari suatu kejadian dapat membantu perawat-klien untuk melihat kejadian berikutnya sebagai akibat dari kejadian sebelumnya. Perawat akan dapat menentukan pola kesukaran interpersonal dan memberikan data tentang pengalaman yang memuaskan dan berarti bagi klien guna memenuhi kebutuhannya.

16. Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya

Klien harus bebas menguraikan persepsinya kepada perawat. Waspadai timbulnya gejala ansietas ketika klien menceritakan pengalamannya.

17. Refleksi

Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide dan perasaannya sebagai bagian dari dirinya.

Itulah sejumlah teknik komunikasi terapeutik yang dapat diaplikasikan oleh setiap tenaga keperawatan dalam menghadapi klien atau pasien. Pahami dengan baik pengertian komunikasi terapeutik menurut para ahli dan cermati tahap-tahap komunikasi terapeutik