Asal Usul Bahasa, Fungsi & Keterbatasannya Dalam Komunikasi


Asal Usul Bahasa, Fungsi & Keterbatasannya Dalam Kemunikasi
Asal usul bahasa hingga kini belum ada teori apapun yang diterima luas. Hanya teori kontemporer yang mengatakan bahwa bahasa adalah eksistensi perilaku sosial manusia. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat tidak terlepas dari komunikasi. Alat komunikasinya adalah bahasa. Ada beberapa bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi diantaranya yaitu bahasa tulis, bahasa lisan dan bahasa isyarat.

Para ahli banyak yang meyakini bahwa bahasa verbal berkembang dari :
a. Suara dasar (basic sound)
b. Gerak gerik tubuh (gestures)

Nenek moyang kita yang disebut Cro Magnon berkomunikasi melalui simbol-simbol seperti tulang, tanduk dan lain sebagainya sampai ada pada tahap perkembangan selanutnya, antara 35.000 sampai 40000 tahun lalu, mereka menggunakan bahasa lisan. Karena Cro Magnon dapat berpikir lewat bahasa, mereka mampu membuat rencana, konsep berburu dengan cara yang lebih baik dan mempertahankan diri lebih efektif. Perkembangan bahasa itu menggambarkanatau mereflesikan suatu keadaan dalam sosial masyarakat., seperti: kelas (class),jenis kelamin (gender), profesi (profession), tingkat umur (age group), dan tingkat faktor sosial lainnya (sumber: Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi:Teori dan Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009 Hlm. 11)

Fungsi Bahasa


Terkait dengan fungsi bahasa dalam komunikasi sangat dekat dengan aktivitas kita. Bahkan manusia tidak dapat lepas dari bahasa. Terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat berkomunikasi, saling menyampaikan maksud. Tak hanya dalam bentuk lisan, tentu saja bahasa juga digunakan dalam bentuk tulisan. Kita sering tidak menyadari pentingnya bahasa, karena kita sepanjang hidup menggunakannya.

Kerap kita baru menyadari bahwa bahasa itu penting ketika kita menemui jalan buntu dalam menggunakan bahasa misalnya ketika kita berupaya berkomunikasi dengan orang yang sama sekali tidak memahami bahasa kita yang membuat kita frustasi, ketika kita sulit menerjemahkan suatu kata, frase, atau kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain.

Keistimewaan bahasa sebagai sarana transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain bergantung tidak hanya pada bahasa yang sama dan makna yang sama kita berikan kepada kata-kata.

Semakin jauh perbedaan antara bahasa bahasa yang kita gunakan dengan bahasa mitra komunikasi kita semakin sulit bagi kita untuk mencapai saling pengertian.Tanpa bahasa kita tidak mungkin bertukar informasi, kita tidak mungkin menghadirkan semua objek dari tempat untuk kita rujuk dalam komunikasi kita (Mulyana, 2011).

Berkaitan dengan fungsi bahasa, dikemukakan oleh larry L. Barker sebagaimana yang dikutif dalam Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2011, Hlm. 265-268. Dikemukakan bahwa bahasa memiliki tiga fungsi yakni:

a. Penamaan (naming atau labeling)

Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi

b. Interaksi (interaction)

Fungsi bahasa yang kedua adalah fungsi Interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

c. Transmisi (transmission)

Informasi yang kita terima setiap hari, sejak bangun tidur, tidur kembali, dari orang lain secara langsung maupun tidak langsung (dari media massa).

Keterbatasan Bahasa dalam Komunikasi Verbal

Bahasa yang merupakan komunikasi verbal yang digunakan manusia memiliki porsi 35% dari keseluruhan komunikasi manusia, oleh sebab itu ada beberapa keterbatasan bahasa dalam penggunanya, yakni:

a. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek

Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas, tetapi buka realitas itu sendiri. Dengan demikian kata-kata pada dasarnya bersifat persial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak.

b. Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual

Kata-kata bersifat ambigu adalah kata yang mempresentasikan persepsi interpretasi orang-orang yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda. Kata berat juga ambigu yang mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam. Misalnya: “Tubuh orang ini berat”, “Kepala saya berat”.

c. Kata-kata yang mengandung bias budaya

Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di dunia ini terdapat kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang berbeda, tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama. Bahasa dapat dipandang sebagai perluasan budaya dan setiap bahasa menunjukkan suatu dunia simbolik yang khas, yang melukiskan realitas pikiran, pengalaman batin, dan kebutuhan pemakai.

Demikian secara ringkas tentang asal usul bahasa, fungsi bahasa dalam kehidupan manusia serta beberapa keterbatasannya dalam kehidupan manusia terutama dalam konteks komunikasi verbal.