Beberapa Kelemahan Penulis Cerpen Pemula

Beberapa Kelemahan Penulis Cerpen Pemula
Kelemahan-kelemahan umum para penulis cerpen pemula dapat diidentifikasi dalam empat masalah yang terurai dalam penjelasan berikut ini:


Pertama, Masalah Pembukaan Cerpen

Rata-rata penulis cerpen pemula  terlalu bertele-tele membuka cerpennya. Masalah pembukaan yang berkepanjangan ini kadang-kadang memaksa orang untuk memotongnya dan langsung dimulai dengan ceritanya. Cerpen harus ringkas, padat dan selektif. Kesan adanya penggambaran yang bertele-tele dan kadang menceritakan hal-hal yang kurang ada relevansinya dengan cerita induk bukan saja terdapat pada pembukaan tetapi juga dalam isi cerita itu sendiri. Plot cerita yang semestinya bisa diceritakan ringkas kadang harus dua kali panjangnya. Pembaca ingin sesuatu yang perlu saja. Tidak perlu terlalu banyak menjelaskan. Anggap bahwa pembaca sudah dewasa dan harus diperlakukan seperti itu. Kesan bercerita seperlunya itu disamping menghormati pembaca juga menunjukkan sikap jujur apa adanya. Kalau memang hanya tahu sedikit tidak perlu memperpanjang masalah.

Kedua, Masalah Komposisi

Kelemahan penulis cerpen pemula, kadang bercerita kian kemari dan bagian yang terpenting dari kejadian justru hanya disinggung sebentar saja. Nampak tidak adanya konsep yang matang sebelum menulis. Dalam menulis mereka mencari bentuk. Banyak kejadian yang sama sekali tidak mendukung tema yang digarapnya.

Ketiga, Kelemahan Bahasa

Masih banyak penggunaan bahasa yang berbau “kuno” ala pujangga baru jaman dahulu. Bahasa yang hidup ringkas, langsung serta spontan adalah yang menarik. Tetapi juga jangan terlalu ekstrim dengan menggunakan bahasa pop yang digunakan anak-anak muda kota. Boleh saja menggunakan bahasa pop untuk membangun suasana, tetapi terbatas pada dialog dan bukan pada penceritaan (narasi). Penggunaan dialek baik, asal masih terbatas pada dialog tokoh-tokohnya saja. Pemakaian dua kutub bahasa ini masih sering dijumpai, sehingga memberi kesan bahwa pemula kurang membaca karya sastra jamannya sendiri.

Keempat, Masalah Ketepatan Judul

Bagaimana memberi judul yang menarik? Judul adalah hakekat cerita. Ia memberikan gambaran akan apa yang bakal diceritakan. Judul harus membayangkan isi. Dengan demikian pemilihan judul harus konotatif, dan hindarkan denotatif. Judul yang banyak mengandung makna denotatif misalnya “Terlambat”, “Transmigrasi”, “Hilang” atau semacamnya. Banyak pula yang menggunakan judul dengan kalimat abstrak seperti “Sekeping Hati yang Cerah”, “Hancurnya Sebuah Harapan”, “Bayang-Bayang Hidupku”. Judul yang puitis memang baik tetapi juga harus wajar. Kewajaran dan mengandung daya tarik penggalian kekayaan. Judul yang berhasil banyak ditentukan oleh sensitivitas pengarang terhadap kekuatan kata-kata. Judul harus mampu menggugah pembaca terhadap keinginannya buat mencari makna dari ceritanya. Judul kadang tak bisa dipisahkan dari cerpen dan merupakan kunci bagi isi cerpennya sendiri. Pembaca kadang bingung mencari arti sebuah cerpen, baru mendapatkan setelah melihat judulnya. Makna cerpen muncul dari sana.

Demikian 4 masalah yang menjadi kelemahan para penulis pemula dalam menghasilkan cerita pendek yang baik. Pemikiran diatas kami sarikan dari buku “Menulis Cerpen” yang diterbitkan tahun 1997 oleh Pustaka Pelajar, Yogyakarta karya Jacob Sumarjo. Semoga bermanfaat.

Related Posts :